(MDN), BAGHDAD - Irak dilaporkan akan menerima 24 dari 36 jet tempur F-16
yang dipesannya dari AS pada awal 2014. Hal ini diungkapan seorang
pejabat tinggi kepada Reuters, Minggu (30/4).
Pada masa pemerintahan Presiden Saddam Hussein, Angkatan Udara Irak
merupakan salah satu yang terbesar di kawasan itu dengan ratusan jet
yang sebagian besar buatan eks-Uni Sovyet. Militer Irak dibubarkan
setelah invasi pimpinan AS pada 2003 yang menggulingkan Saddam.
Juli lalu, Perdana Menteri Nuri Al-Maliki melipatgandakan jumlah
pesawat tempur yang akan dibeli untuk memperkuat angkatan udara yang
terabaikan selama kurun waktu panjang ketika Irak bergantung pada
dukungan udara AS.
Iskander Witwit, wakil ketua komite pertahanan dan keamanan parlemen,
mengatakan, rombongan pertama 24 pesawat itu akan membentuk dua
skwadron angkatan udara.
"Irak berniat memiliki perlengkapan yang lebih canggih daripada yang
dimiliki negara-negara tetangga. Negara-negara tetangga kecil seperti
Kuwait bahkan memiliki lima skwadron," kata Witwit.
Irak akan mengikuti pasar untuk pesawat-pesawat lain di masa datang,
kata Witwit, dengan menambahkan bahwa pilot sudah melakukan latihan
untuk menerbangkan pesawat baru F-16.
Sejumlah negara tetangga dan Massud Barzani, presiden wilayah otonomi
Irak Kurdistan, telah mengungkapkan kekhawatiran atas pembelian jet-jet
tempur itu oleh Baghdad.
Minggu (22/4), Barzani mengatakan, ia menentang penjualan pesawat
tempur F-16 kepada Irak bila Maliki masih menjadi PM, karena ia khawatir
pesawat-pesawat itu akan digunakan untuk menyerang Kurdistan.
Namun, Witwit menepis kekhawatiran itu dengan mengatakan kepada
Reuters, jet-jet tempur itu dimaksudkan untuk mempertahankan Irak, tidak
untuk "satu orang".
Sumber: Republika