JAKARTA, KOMPAS.com — Berkait dengan pembelian tank
bekas Leopard dari Belanda, pemerintah diminta segera memberikan
penjelasan terkait proses penilaian yang sudah dilakukannya.
Peneliti kajian keamanan di
Institute for Defense, Security and Peace Studies (IDSPS), Wendy
Prajuli, menyatakan, dalam setiap pengadaan dan modernisasi alat utama
sistem pertahanan (alutsista), dia selalu berpendapat harus melalui lima
hal yang perlu diperhatikan.
Pertama, alutsista yang dibeli harus sesuai dengan strategi pertahanan negara yang telah disusun. Kedua, alutsista yang dibeli juga harus sesuai dengan cetak biru (blue-print) modernisasi alutsista yang telah disusun. Ketiga, alutsista yang dibeli harus sesuai dengan kondisi geografis Indonesia.
Selain itu, keempat, jika alutsista yang dibeli adalah alutsista bekas, maka harus ada jaminan ketersediaan suku cadang alutsista yang dibeli. Kelima, jika yang dibeli berstatus bekas, maka alutsista tersebut harus dipastikan dalam kondisi baik.
Wendy
menegaskan, pertimbangan berdasarkan kelima hal penting itu perlu
dilakukan agar pembelian senjata yang dilakukan dapat meningkatkan
kapabilitas pertahanan Indonesia. "Jangan sampai uang pajak rakyat
terbuang percuma akibat kesalahan dalam pembelian main battle tank tersebut," kata Wendy dalam surat elektroniknya kepada Kompas.com, Rabu (18/1/2012) sore.
Keterangan
itu disampaikan untuk meluruskan berita sebelumnya, Selasa (17/1),
berjudul "Pembelian Tank Bekas Leopard Tidak Rasional".
Menurut dia, judul itu tidak sesuai dengan keterangan yang dia sampaikan dalam wawancara tertulis sebelumnya.
Wendy
menambahkan, lima pertimbangan penting yang dia sampaikan itu berlaku
untuk pengadaan semua alutsista, tidak hanya bagi Leopard itu.
Wendy
mengaku hingga kini belum mendengar pemerintah memberikan penjelasan
bahwa pembelian tank tersebut telah melewati lima poin penilaian
tersebut. "Karena itu, saya berharap pemerintah segera mengeluarkan
pernyataan yang menjelaskan bahwa rencana pembelian tank Leopard telah
melalui 5 poin assessment (penilaian) tersebut," katanya.
Tidak tepat
Terkait
pernyataan pemerintah bahwa pembelian Leopard salah satunya merupakan
respons atas Malaysia yang telah memiliki persenjataan jenis MBT, Wendy
berpendapat alasan itu tidak tepat. Pasalnya, dengan karakter Asia
Tenggara yang kepulauan, MBT Malaysia tidak akan memberikan ancaman yang
besar terhadap Indonesia.
"Seharusnya, sebagaimana telah saya
sampaikan di atas, pemerintah menggunakan alasan strategi pertahanan dan
cetak biru modernisasi persenjataan Indonesia yang telah disusun
sebagai alasan pembelian alutsista, dalam hal ini tank Leopard,"
katanya.
Sumber: KOMPAS